PENGERTIAN TAKHALLI TAHALLI TAJALLI



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang........................................................................................... 1
B.     RumusanMasalah...................................................................................... 2
C.     Tujuanmakalah.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    PengertianTakhali..................................................................................... 3
B.     PengertianTahalli...................................................................................... 6
C.     PengertianTajalli....................................................................................... 8
D.    ManfaatMelakukanTakhali, Tahalli, Tajalli............................................. 10
E.     ImplementasiTasawuf............................................................................. 10
F.      Analisa.................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................. 13
B.     Saran....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14





BAB I
PENDAHULUAN
A.      LatarBelakang
Dalam pandangan kaum sufi, manusia cenderung mengikuti hawa nafsu ia cenderung ingin menguasai dunia atau berusaha agar berkuasa di dunia.Menurut Al-Ghazali, cara hidup seperti ini akan membawa manusia kejurang kehancuran moral. Kenikmatan hidup didunia telah menjadi tumpuan umat pada umumnya.
 Pandangan hidup seperti ini menyebabkan manusia akan wujudnya sebagai hamba Allah yang harus berjalan diatas aturan-aturan-Nya.
            Untuk memperbaiki keadaan mental yang tidak baik tersebut, seseorang yang ingin memasuki kehidupan Tasawuf harus melalui beberapa tahapan yang cukup berat. Tujuanya adalah untuk menguasai hawa nafsu, menekan hawa nafsu sampai ketitik terendah dan bila mungkin mematikan hawa nafsu itu sama sekali.Tahapan tersebut terdiri atas tiga tingkatanya itu Takhali,Tahalli,Tajalli.
            Oleh karena itu kita sebagai umat manusia harus menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran akhlak Tasawuf, agar kita terhindar dari urusan yang hanya mementingkan duniawi dan mengesampingkan kepentingan akhirat.








B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang teerjadi maka kami menarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksut dengan Takhali?
2.      Apa yang dimaksut dengan Tahalli?
3.      Apa yang dimaksut dengan Tajalli?
4.      Apa manfaat-manfaat melakukan Takhali Tahalli Tajalli?
5.      Apa implementasi Takhali Tahalli Tajalli dikehidupan nyata?
6.      Bagaimana caranya agar tidak mengulang perbuatan buruk ?
7.      Bagaiman caranya melakukan Takhali Tahalli Tajalli yang baik ?
8.      Apa dampak dari Takhali Tahalli Tajalli ?
9.      Faktor apa sajakah yang mempengaruhi perbuatan dari Takhali Tahalli Tajalli ?
C.      Tujuan makalah

Adapun tujuan dari pembuatanmakalah ini yaitu antara lain adalah sebagai berikut :

1.      Mengetahui pengertian Takhali.
2.      Mengetahui pengertian Tahalli.
3.      Mengetahui pengertian Tajalli.
4.      Mengetahui manfaat-manfaat melakukan Takhali Tahalli Tajalli.
5.      Mengetahui tujuan dari Takhali.
6.      Mengetahui tujuan dar iTahalli.
7.      Mengetahui tujuan dari Tajalli.
8.      Mengetahui dasar hokum/dalil Al-Qur’an tentang Takhali Tahalli Tajalli.
9.      Mengetahui dampak dari Takhali Tahalli Tajalli.
10.  Mengetahui faktor apa yang mempengaruhi Takhali Tahalli Tajalli.



BAB II
PEMBAHASAN

A. TAKHALLI

a.      Pengertian
Dalam tarekat Naqsyabandiyah ada 3 (tiga) metode yaitu takhalli, tahalli, dan tajalli.Langkah pertama yang harus dilakukan pengamal tarekat atau salik adalah taubat dan istighfar dari dosa besar maupun dosa kecil. Taubat dan istighfar bagi sisalik ibarat suatu fundamental pada suatu bangunan atau ibarat akar dari sutu pohon.Tidak mungkin jadi pengamal tarekat tanpa taubat nasuha dan istighfar yang sungguh-sungguh dihayati dan dilaksanakan. Pembersihan dan pengosongan diri  rohani dari segala dosa dan noda, dari segala sifat buruk  dan tercela, menghentikan segala perbuatan fakhsayak dan mungkar yang merusak, dan seterusnya , itulah kajian yang dinamakan takhalli.1
Setelah melaksanakan takhalli tindakan selanjunya adalah mengisi tempat yang kosong itu dengan amal-amal yang saleh, yang digerakkan oleh sifat-sifat yang terpuji, yang tumbuh dari hati atau dari rohani yang telah bersih tadi2.

b.      Pelaksanaan
Firman Allah SWT :
وَنَفسٍ وَمَا سَوَّهَا فَاْ لهَمَهَا فُجُورهَا وَتَقوَىهَا قَدأفلَحَ مَن زَكَّهَآ وقد خَابَ مَن دسَّهَا

Arinya : Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya).maka Allah meng ilhamkan kepada jiwa itu (jalan). Kefasikan dan ketaqwaan.Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-Syams 91 : 7-10)



 
 2Akhlak Tasawaf dan Karakter mulia, hlm.191





Mensucikan diri jasadi dan diri rohani harus simultan dan serentak. Dosa yang dilakukann oleh jasadi, kita namakan dosa lahir, sedangkan dosa yang dilakukan oleh rohani kita namakan dosa batin, sedangkan perbuatan itu sendiri kita nama kan maksiat batin dan maksiat lahir, karena itu mensucikannya harus secara lahir dan batin.

1)      Mensucikan Diri Dari Dosa lahir
Maksiat lahir adalah segala perbuatan yang dikerjakan oleh anggota badan manusia yang merusak diri sendiri atau orang lain, yang menimbulkan pengorbanan yan berbentuk benda, pikiran atau perasaan.
Pada garis besarnya ada 7 (tujuh) anggota badan manusia yang kalau dimanfaatkan untuk kebaikan maka dia merupakan rahmat dan nikmat, tetapi kalau dilaksanakan untuk kejahatan maka dia merupakan kedurhakaan dan kekufuran.

Ketujuh anggota itu adalah:
a.Mata
   Mata seharusnya digunkan untuk melihat alam ini sebagai bukti adanya tuhan, tidak untuk meliahat yang haram.

b.Telinga
    Telinga seharusnya digunakan untuk mendengarkan ajaran-ajaran agama,untuk memaslahatkan hidup didunia dan diakhirat, tidak mendengar sesuatu yang mendorong kepada maksiat.
c.   Mulut
Mulut seharusnya digunakan untuk perbuatan baik dan bermanfaat.Tidak untuk mengatakan perkataan-perkataan yang tidak baik, berdusta, dan seterusnya.
d.   Tangan
Tangan seharusnya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun masyarakat, bukan dipergunakan untuk merusak.

e.   Kaki
Kaki seharusnya digunakan untuk mencari rezeki yang halal dan mengerjakan ibadah, tidak untuk mencari rezeki yang haram dan berbuat maksiat.
f.    Perut
Perut seharusnya diisi dengan makanan yang halal dan baik, tidak diisi dengan makanan yang haram, untuk berbuat maksiat.
g.   Kemaluan
Kemaluan seharusnya digunakan untuk mencari keturunan melalui menikah, tidak digunakan untuk memuaskan syahwat dengan berzina dengan menghancurkan kehidupan bermasyarakat.
            Syekh Amin Al – Kurdi mengatakan maksiat dan dosa lahir ini perbuatan-perbuatan yang tercelah(Azab). (Amin AL- Kurdi 1994 : 389-390).

2)      Mensucikan Diri Dari Dosa Batin
Maksiat batin yang menimbulkan dosa batin adalah sangat berbahaya, karena dia tidak terlihat dan berada pada diri manusia itu sendiri. Maksiat batin inilah yang menimbulkan dan membangkitkan maksiat lahir yang berbentuk kejahatan, kejahatan yang dilakukan oleh anggota-anggota badan lahir.Maksiat batin tumbuh dan berkembang oleh sebab jarang disucikan atau tidak pernah disucikan.
Syekh Amin Al-Kurdi mengatakan bahwa maksiat batin itu sebagai sifat-sifat yang tercelah dan itu merupakan najs-najis maknawiyah yang tidak mungkin orang mendekatkan diri kepada Allah swt sebelum disucikan.
Pusat dari segala sifat yang tercela tadi adalah hati nurani atau dari hati nurani manusia itu sendiri.
Cara mensucikan / memberantas maksiat batin yang menimbulkan dosa batin adalah dengan berzikir pada 7 (tujuh) tempat Latifal, yaitu : latifal qalbi, latifal ruh, latifal sir, latifatul khafi, latifatul akhfa, latifat nafsun natikah dan latifatul kullul jasad, cara berzikir pada latifah-latifah itu dan buahnya akan dijelaskan pada bagian zikir lataif.


            B. TAHALLI
     
      a.      Pengertian
Seorang yang terus menerus mengisi diri rohaninya dengan sifat sifat terpuji, yaitu dengan melaksanakan amalan-amalan shaleh, baik yang wajib maupun yang sunat, yang dilaksanakan dengan ikhlas, dengan perasaan syukur, penuh tawakal seraya mengharap ridha Allah swt, itu yang dinamakan Tahalli.
Tahalli secara harfiah berarti “mengisi” dan “menghiasi” diri atau menyibukkan diri dengan sifat-sifat dan amal-amal terpuji yang digariskan dan ditetapkan dalam syariat Islam.3
Pengisian diri rohani dengan sifat-sifat mahmudah dengan kegiatan-kegiatan ‘akhmalush shalihat’  adalah amat penting, karena kesibukan-kesibukan baru, yaitu kegiatan amal kebaikan . Inilah yang dinamakan Inabah.Inabah artinya kembali kejalan yang hak atau benar, mengganti kebiasaan yang buruk dengan kebiasaan yang baik.
     
      b.      Pelaksanaan
           Firman Allah swt :
“sesungguhnya allah menyuru kamu berllaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat( apa yang mereka perlukan ), dan melarang dari pebuatan keji, kemungkaran dan permusuhan ……….. ( Qs. An – nahl : 90 )
          Ayat ini menjadi dasar utama supaya kita berakhlakul karimah atau berakhlak mulia.Seorang yang berakhlak mulia.Merupakan manifestasi dari rohaninya yang bersih, bersih dari sifat-sifat yang tercela dan telah menerima pancaran nur/cahaya Tuhan.
Nur Uluhiyah memancarkan nurul iman, Nurul Islam dan  nurul ikhsan.
Nurul Iman mengusir gelapnya kemusyrikan yang sekaligus menampakan pancaran ikhlas berserah diri hanya kepada Allah swt.Mata hati dengan Nur Iman melihat kebenaran yang Hakiki yang datang dari Allah swt.

                                                                                                                                   
3Akhlak Tasawuf dan Karakter mulia, hlm.191-192                                                  






Nurul Ikhsan Islam mengusir gelapnya kekafiran dan kemaksiatan yang sekligus menampakan nur keimanan dan ketaatan. Dengan jalan ini melalui Nurluhiyah, seorang dapt melihat kebenaran yang hakiki yaitu mentauhidkan Allah swt.Nur ikhsan mengusir gelapnya kesamaan yang mendua kan Allah swt. Mata hati ketika itu melihat kebesaran yang hakiki, sehingga tampak olehnya Nur wujud Allah swt.

              Apabila seseorang berakhlak dengan akhlak mahmudah ini, menjadi dekatlah ia kepada Allah dan Rosulnya, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan didunia dan di akhirat.
Selanjudnya Syekh Amin Al Kurdi menjelaskan, bukanlah yang dimaksud dengan mengosongkan (takhalli) dari sifat-sifat tercelah dan mengisi tahalli dengan sifat-sifat terpuji itu, menghabiskan atau memusnahkan semua sifat-sifat tercela tadi dan mengganti dengan sifat-sifat terpuji yang baru. Sifat-sifat tercela dan sifat-sifat terpuji, kedua duanya ada tertanam bibitnya pada diri manusia, yang tidak mungkin kita musnahkan secara total dan menggantinya dengan yang baru. Yang dapat dilakukan manusia adalah mangarahkan dan mebentuk suatu sifat kebiasaan terpuji.Sifat sifat tercelah itu ibarat suatu penyakit menahun yang harus terus menerus diobati dibawah pengawasan seorang dokter ahli, sehingga penyakitnya tidak selalu kambuh. Demikian pulavlah halnya untuk mengobati sifat-sifat yang tercela tadi, dilaksanakan dibawah pengawasan syekh Mursyid
(Amin Al Kurdi 1994 : 390-391).
     









C.   TAJALLI
     
a.  Pengertian
Tajalli adalah orang-orang yang telah melaksanakan takhalli dan tahalli secara baik dan sempurna dengan riyadhah dan mujahadah yang terus menerus, sehingga dia sampai kepada tingkat hakikat yang akhirnya menjadi kekasih Allah swt.4 Adapun pengertian dari mujahadah adalah keseimbangan antara pekerjaan batin yang terdiri dari nafsu, pikiran dan hati nurani dengan pekerjaan fisik. Sedangkan riyadhah adalah latihan kerohanian dalam melaksanakan hal-hal yang terpuji, baik dengan cara penyikapan terhadap hal-hal yang benar.5
            Sesungguhnya oarang yang telah sampai ketingkat tajalli tertinggi, dia telah melewati fase-fase, riyadhah dan mujahadah yang sungguh-sungguh dan terus menerus, sehingga kehidupannya selalu dalam keadaan muqabah yang terus menerus, akhirnya memperoleh musyahadah, lalu makrifat dan akhirnya fana fillah.
Orang yang fana fillah, tajali-lah baginyaNur Uluhiyah, sehinggah dia mengetahui rahasia-rahasia yang ghaib, karena telah hilang sifat basyariyahnya yang menjadi hijab untuk dapat kasyaf.
     
      b.  Pelaksanaan
Orang yang fana fillah hingga dia menjadi tajalli, adalah orang yang pada waktu itu sedang munajat beribadat kepada-Nya, fana dan tajalli adalah kehendak Allah swt yang merupakan rahmat dan kerunia dari padaNya.
Syekh Abu Yazid busthami setiap membicarakan fana dan membicarakan baqa dan pada waktu yang bersamaan membicarakan adanya tajalli. Atau dengan kata lain, adanya fana baru adanya dengan adanya baqa atau adanya fana baru adanya dengan adanya tajalli.
           


 
4Akhlak Tasawuf dan Karakter mulia, hlm.192-193

1




.      Tajalli Af’al
Tajalli Af’al (perbuatan) lenyapnya af’al seorang hamba dan yang adanya hanya af’al  Allah swt. Af’al yang hakiki adalah af’al Allah. Segala sesuatu yang ada ini pada hakikatnya adalah hasil af’al Allah, yang dilakukan oleh mahluknya merupakan sunnah tullah semata. Sunnah tullah yang merupakan sebab akibat.
Firman Allah swt :
وَ الله خَلَكُم وَمَا تَمَلُونَ
Artinya : Padahal Allah lah yang menciptkan kamu dan apa yang kamu perbuat itu (Qs Ash Shafat 37 : 96)
       
2.      Tajalli Asma
Tajalli asma ialah fananya seorang hamba pada waktu ibadat atau munajat kepada salah satu atau beberapa dari asma Allah swt.
3.      Tajalli Sifat
Tajalli sifat adalah seseorang fana dengan sifat-sifat Allah yang maha sempurna.Seseorang yang fana filsifat secara haqqul yakin merasakan keagungan sifat-sifat Allah itu. Pengerian tajalli sifat hamper sama dengan pengertian tajalli asma’
.
4.      Tajalli Zat
Tajalli Zat ialah fananya seseorang hamba kedalam zat yang wajibul wujud, sehingga terpancarlah Nur bahwa hanya Allah sajalah yang merupakan wujud yang mutlak.
Sesungguhnya proses takhalli, tahalli, tajalli itu, tidaklah hanya selesai satu tingkat atau satu tahap baru memasuki tingkat atau tahap selanjutnya. Pelaksanaannya  adalah bersama-sama, sesuai dengan riyadhah dan mujahadah yang dilaksanakan dan tergantung pula kepada rahmat dan karunia Allah swt.



D.     Manfaat Melakukan Takhalli dan Tahalli Tajalli dalam Kehidupan Sosial
Menghindari sifat buruk dan menghiasi diri dengan sifat mulia dapat mempererat silaturahim dan persaudaraan antar-penganut agama Islam bahkan dengan non-Islam. Justru mungkin itulah tujuan dari takhalli dan tahalli. Itulah yang menjadi inti dari pengamalan tasawuf, yaitu menghindari segala larangan Allah SWT dan hal-hal yang tidak memperoleh cinta-Nya serta menghiasi diri dengan akhlak mulia6. Prof. Dr. Jalaluddin Rachmat (Kang Jalal) berkata, “Dahulukan akhlak di atas fiqh”. Akhlak mulia itulah yang akan menjaga persaudaraan antar-umat manusia.

E. Implementasi Hubungan Tasawuf dan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a.      Implementasi kepada Allah SWT :
    Shalat 5 waktu
    Puasa wajib dan puasa sunnah
    Ibadah haji
    Zakat, infaq, dan sodaqoh
b.      Implementasi antarsesama manusia :
    Saling tolong menolong
    Saling menghargai antar sesama
    Menghormati orang yang lebih tua
c.       Implementasi kepada lingkungan :
    Menjaga kebersihan lingkungan
    Tidak membuang sampah sembarangan
    Melestarikan habitat yang hampir punah



6 Akhlak Tasawuf dan Karakter mulia, hlm.191-192








Hubungan antara Tasawuf dan Akhlak
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertikal antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam praktiknya tasawuf mementingkan akhlak. Selanjutnya pada tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapannya terdiri dari takhalli, tahalli, dan yang terakhir yaitu tajalli.

F.    ANALISA
Kita manusia tidak pernah luput dari dosa, baik dosa yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, kita harus terus mengintropeksi diri agar tidak terlalu melangkah jauh ke arah yang sesat. Kita harus selalu senantiasa membersihkan hati kita dengan cara bertakhali, lalu kita berlomba-lomba melakukan kebaikan seperti perbuatan tahalli adapun perbuatan baik tahalli adalah:
1.      Zuhud
2.      Qona’ah
3.      Sabar
4.      Tawakal
5.      Mujahadah
6.      Ridha
7.      Syukur
8.      Ikhlas
Setelah seseorang melalui dua tahap tersebut maka tahap ketiga yakni tajalli, seseorang hatinya terbebaskan dari takbir (hijab). Tajalli bermakna pencerahan, sebuah pemancaran cahaya batin, penyingkapan rahasia Allah, dan pencerahan hati hamba-hamba saleh.
Akhlak dan tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya, mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertikal antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam praktiknya tasawuf mementingkan akhlak. Selanjutnya pada tasawuf akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlak yang tahapnya terdiri dari takhalli, tahali, dan yang tertakhir yaitu tajalli.     

G.    CARA MELAKUKAN TAKHALLI,TAHALLI, DAN TAJALLI
a.       Menghayati segala bentuk ibadah,sehingga pelaksananya tidak sekedar apa yang dilihat secara lahiriyah, namun lebih dari itu memahami makna hakikatnya.
b.      Riyadhoh(latihan) dan mujahadah ( perjuangan) yakni berjuang dan berlatih membersihan diri dari kekangan hawa nafsu dan mengendalikan serta tidak menuruti keinginan hawa nafsunya tersebut.
c.       Mencari waktu yang tepat untuk mengubah sikap buruk dan mempunyai daya tangkal terhadap kebiasaan buruk dan menggantikannya dengan kebiasaanya yang baik.
d.      Muhasabah(koreksi) terhadap diri sendiri dan selanjutnya menginggalkan sifat-sifat yang jelek itu. Memohon pertolongan Allah dari goda’an syaitan.










BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Manusia yang mampu mengkosongkan hatinya dari sifat-sifa tercela (Takhali), dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji Tahalli, segala perbuatan dan tindakanya sehari-hari berdasarkan niat yang ikhlas.Ia ikhlas melakukan ibadah kepada Allah. Ikhlas mengabdikan kepentingan agamanya, maka rangkaian pendidikan mental itu di sempurnakan pada fase Tajalli. Tajalli berarti terungkapnya nur gaib untuk hati. Apabila Tuhan telah menembus hati hambaNya dengan nurNya. Pada tingkat ini hamba Allah itu bercahaya terang benderang, dadanya  terbuka luas dan Lapang, terangkatlah tabir rahasia dalam melakukan dengan karunia rahmat itu. Pada saat itu jelaslah segala hakikat keTuhanan yang selama ini terdinding oleh kekotoran jiwanya. Siapa bertasawuf tanpa kefaqihan (ilmu) sungguh zindik (sesat), siapa faqihnya namun tak berTasawuf sungguh fasik.

B.  Saran
Kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT agar kita mendapat ridho dan pengampunannya di akhirat nanti.









DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin,Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)

Share this

Related Posts

First